Aku selalu menginginkan bintang saat malam datang. Memilih tempat nyaman lalu berbaring, meletakkan tangan sebagai sandaran kepala, menatap ke arah langit, memejamkan mata sekejap, lalu tersenyum. Pernahkah melihat mereka meredupkan cahayanya saat malam, hanya karena melihat segelintir orang meratapi hidupnya? Lalu buat apa memandangnya tanpa senyum? Berikanlah senyum terbaik sekalipun cahaya hidup ini meredup.
Aku selalu menginginkan matahari disaat semua terasa begitu hampa dan dingin. Aku membutuhkannya. Hanya dengan berdiri tepat dibawah sinarnya, aku merasa ini cukup. Bangun dan kemudian terasa begitu hangat. Matahari tidak sepenuhnya menghanguskan tapi mampu menghangatkan. Sama seperti keadaan ini yang hanya mampu menggigil dalam ketidakpastiaan dan ketidaktahuanku.
Aku selalu menginginkan pelangi saat hujan reda. Aku tahu bahwa pelangi itu selalu hadir di setiap saat. Kamu tahu mengapa aku mencintai pelangi? Coba saja kamu pandang baik-baik pelangi itu, dia bisa memancarkan warna indah disaat awan begitu bergejolak dan udara begitu dingin sehabis hujan. Butuh berapa lama aku menunggu hujan itu reda. Basah membasahi dunia yang penuh dengan debu dan bisa menghapus semua debu itu. Sama seperti keadaan dalam benak ini, indah walau hanya tersimpan di tempat yang paling dasar, tidak terlihat tapi selalu dirasakan bahkan saat hujan hampir setiap saat singgah dalam setiap lara.
0 coment�rios:
Posting Komentar
thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)