Turun perlahan, pelan-pelan merasuki relung hati. Tahukan betapa bahagianya aku saat tahu kabut itu muncul tepat dibola mata saat aku membuka mata?
Sebahagia itulah aku saat itu ....
Sejenak menutup mata merasakan kehangatan matahari saat aku merasakan kedinginan menunggu hujan yang tak kunjung reda. Lalu kututup mata merebahkan tubuhku diatas hijaunya pemadangan alam. Perlahan sinar dan kehangatannya masuk mencairkan kedinginan ini. Tahukan betapa hangat itu sangat berarti saat mulai membeku?
Kemudian aku masih menutup mata menunggu senja tiba. Waktu berjalan semakin lama semakin cepat. Saat aku membuka mataku, apa yang aku lihat? Senja itu begitu indah. Aku tak ingin waktu senja yang hanya sebentar ini berakhir. Tahukah bahwa senja tak setiap hari muncul.. Betapa bahagianya aku saat itu bahwa senja menampakan diri karena dia ingin menemuiku..
Aku masih memejamkan mata. Malam akan jauh lebih lama dibandingkan waktu lainnya. Aku tak ingin melewatkan kesempatan ini. Kesempatan untuk menikmati hari yang panjang dengan merasakan betapa indahnya malam ini yang kubalut senyum dalam lara ketika bintang-bintang itu terus menemani langit sepanjang hari. Sejenak menatap lalu menutup mata menikmati desiran angin dan suara-suara malam yang begitu mempesona. Malam kali ini cerah bintangpun bersahutan. Tahukah betapa bahagia malam ini saat melihat bintang bertaburan itu tersenyum?
Aku masih menutup mata, membayangkan setiap hari, merasakan semua yang terjadi...Tak ingin ada orang lain menikmati apa yang setiap waktu ini aku nikmati. Mungkin embun, matahari, senja dan malam hanya bisa memberikan itu sementara. Aku ingin itu selamanya ada.... Aku butuh angin yang bisa membawa aku terbang disaat semua itu takkan ada lagi..
tapi Tahukah? bahwa semua yang aku ibaratkan itu, kamu?
dan aku masih ingin menutup mata karena tak ingin semuanya sirna saat aku membukanya
-dedeph-
Bandung, 4 Maret 2014
 |
| http://wallpaperbeta.com/ |
0 coment�rios:
Posting Komentar
thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)